PENGANTAR PENERBIT Cetakan ke-3
Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam. Selawaat dan salam semoga sentiasa tercurah ke ribaan hamba dan utusan-Nya, Muhammad bin ‘Abdillah, penutup para Nabi, serta keluarganya yang suci, para Sahabatnya yang mulia dan segenap umatnya yang mengikuti petunjuk beliau hingga hari Akhir.
Sejak pertama kali diterbitkan pada Ogos 2007 yang lalu,buku “Shahih Tafsir lbnu Katsir” ini telah mendapat tanggapan positif dari kalangan pembaca. Bahkan dalam beberapa event penting, seperti pameran dan lainnya, buku ini cukup mendapat perhatian pengunjung.
Alhamdulilllah, dengan seizin Allah, saat ini kami dapat menerbitkan cetakan ke-3 dari “Shahih Tafsir Ibnu Katsir” jilid1 ini. Tentunya ini semua merupakan kurnia Allah yang patut kami syukuri. Kerana penerbitan buku ini berangkat dari keinginan kami untuk memberikan kemudahan bagi kaum muslimin secara umum di dalam memahami al-Quranul Karim dan para penuntut ilmu secara khusus di dalam menggali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya melalui penafsiran yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Memang telah banyak “Tafsir Ibnu Katsir” yang telah diterbitkan dalam bahasa Melayu Indonesia sebelum ini. Namun dari sekian banyak versi yang terbit, baik versi aslinya maupun ringkasannya, belum ada yang memberikan tambahan catatan kaki yang memadai, untuk menjelaskan mana riwayat yang shahih dan mana riwayat yang dha’if (lemah). Baik itu berupa hadis maupun atsar lainnya. Dan belum ada pula versi ringkasan yang memberikan jaminan bersih dari riwayat-riwayat dha’if (lemah). Sehingga hal tersebut akan menyulitkan pembaca dari kalangan awam bahkan mereka yang aktif dalam dunia keilmuan di dalam memilih rirvayat-riwayat tersebut. Sehingga tidak tertutup kemungkinan mereka akan meyakini seluruh riwayat hadis yang mereka temukan di dalam “Tafsir Ibnu Katsir” sebagai suatu riwayat yang benar, lalu menyampaikannya kepada khalayak ramai, dengan alasan bahwa hadis tersebut diriwayatkan dalam “Tafsir Ibnu Katsir”. Padahal mungkin sahaja riwayat tersebut dha’if (lemah), kerana tidak seluruh riwayat hadis dan atsar yang disebutkan dalam “Tafsir Ibnu Katsir” adalah shahih.
Berangkat dari alasan di atas dan keprihatinan kami pada penafsiran al-Qur’an yang benar, serta keinginan kami untuk memberikan kemudahan kepada kaum muslimin di Indonesia di dalam memahami tafsir al-Qur’an, maka kami menerbitkan buku ini bekerjasama dengan penerbit versi Arab-nya “Darus Salam’ diRiyadh, Saudi Arabia.
Pilihan kami jatuh pada naskah buku ini kerana di samping”Tafsir Ibnu Katsir” merupakan buku tafsir yang paling popular di antara buku-buku tafsir yang ada, dan rujukan paling utama di dalam penafsiran al-Qur’an, juga kerana telah disusun ulang dan dibersihkan dari riwayat-riwayat yang dha’if (lemah) secara maksimal oleh sebuah tim ahli di bidangnya. Sebagaimana kami sebutkan hal tersebut secara rinci dalam pengantar cetakan pertama.
Kerananya kami berharap penerbitan buku ini dapat memberikan sumbangan besar dalam mendekatkan kaum muslimin kepada kitab suci mereka al-Qur’an dan di dalam memahaminya dengan benar.
Bersamaan dengan terbitnya cetakan ke-3 dari jilid 1 ini, atas seizin Allah kami telah berhasil menerbitkan jilid ke-9 yang merupakan jilid terkahir dari “Shahih Tafsir Ibnu Katsir”. Sehingga dengan demikian kami telah menyelesaikan penerbitan buku ini secara lengkap (9 jilid).
Dan akhirnya kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah,atas segala kurnia dan kemudahanyang diberikan-Nya kepada kami, hingga kami dapat menuntaskan penerbitan buku ini dengan lengkap. Kemudian tak lupa kami aturkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah terlibat dalam terbitnya buku ini. Semoga Allah memberikan balasan kepada mereka berupa pahala yang berlipatganda dan menjadikannya sebagai pemberat timbangan amal kebaikan mereka kelak di hari Akhir.
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan ke ribaan Nabi kita Muhammad, keluarga, parasahabat dan segenap umat yang mengikuti petunjuknya hingga hari Akhir. Amiin
Shafar 1430 H.
Februari 2009 M.
MENGAPA HARUS TAFSIR IBNU KATSIR?
Tafsir Ibnu Katsir merupakan kitab paling penting dan agungyang pernah ditulis dalam menafsiri kitab suci al-qur’an dan paling banyak diterima dan tersebar di tengah umat ini. Penulisnya telah menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyusunnya. Tidak menghairankan jika penafsiran beliau sangat kaya dengan riwayat (baik hadis maupun atsar), bahkan hampir seluruh hadis periwayatan Imam Ahmad yang terdapat dalam kitab al-Musnad tercantum dalam kitab tafsir ini.
Beliau pun menggunakan rujukan-rujukan penting lainnya yang sangat banyak, sehingga menjadikan karya beliau ini sangat kaya akan manfaat dalam berbagai disiplin ilmu agama (seperti’Aqidah, Fiqih dan lain-lain). Kerananya sangar wajar apabila Imam as-Suyuthi memujinya dan berkata: “Belum pernah ada kitab tafsir yang semisal dengannya.”
Selain itu, metode beliau dalam penyusunan kitab yang sangat bermanfaat ini adalah dengan cara menyebutkan ayat terlebih dahulu, kemudian menjabarkan maknanya secara umum, selanjutnya menafsirkannya dengan ayat, hadis atau perkataan sahabat dan Tabi’in. Terkadang beliau menjelaskar seputar hukum yang berkaitan dengan ayat, dengan dukungan dalil-dalil lain dari al-Qur’an dan as-Sunnah serta dilengkapi dengan pendapat-pendapat para ahli fiqih disertai dalilnya apabila di dalam masalah tersebut terdapat perbezaan pendapat di antara mereka. Selanjutnya beliau (memilih/menguatkan) salah satu dari pendapat mereka.
Beliau memang seorang yang ahli dalam ilmu-ilmu al-Qur-an dan as-Sunnah, serta ilmu tentang sejarah umar-umat terdahulu dan keadaan umat yang akan datang (sebagaimana yang beliau ungkapkan dalam kitab at-Bidaayah wan Nihayah). Namun tidak bisa dipungkiri, dengan pembahasan yang panjang dan mendalam ini, maka majoriti umat Islam, yang awam di zaman sekarang ini akan merasa berat jika mereka harus membaca kitab aslinya yang tergolong rumit, terutama yang berkaitan dengan periwayatan hadis yang terkadang tidak dijelaskan oleh beliau kedudukan dan statusnya, tetapi beliau mencukupkan dengan menyebutkan mata rantai riwayatnya secara detail. Dan dalam kasus ini sangat banyak sekali terjadi.
Oleh kerana itulah Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri-Rahimahullah- memimpin satu tim ahli untuk meringkasnya dan membuang seluruh riwayat-riwayat hadis yang dha’if (lemah)-sebagaimana hal tersebut beliau jelaskan dalam mukaddimah cetakan kedua hingga ukurannya menjadi lebih kecil tanpa meninggalkan pembahasaan penting yang terdapat didalamnya. Beliau pun memberikan judul yang sesuai bagi tiap-tiap pembahasan, serta menisbatkan setiap hadis dan ucapan setelah diringkas kepada rawi yang meriwayatkannya, hingga faedahnya menjadi lebih sempurna. Beliau memberi judul kitab ringkasan tersebut dengan al-Mishbaahul Muniir fii Tahdziibi Tafsiiri IbniKatsir, yang kemudian kami terjemahkan dengan judul “ShahihTafsir Ibnu Katsir.”
KELEBIHAN BUKU INI:
A. Mengapa Dinamakan “Shahih Tafsir Ibnu Katsir?”
Pertama, kerana tim al-Mishbaahul Muniir sendiri telah berkomitmen untuk hanya menampilkan hadis-hadis shahih dan hasan saja, menjauhkan hadis-hadis dha’if dan maudhu’ serta membuang kisah-kisah Israiliyyat.
Kedua, seandainya ditemukan hadis dha’if pun, maka hadis tersebut sebenarnya adalah hadis yang memiliki beberapa penguat atau pendukung dari hadis-hadis lain yang memiliki derajat qabul (diterima). Dan sepanjang penelitian kami, hadis-hadis seperti ini sangat sedikit, serta tidak akan membuat para pembaca menjadi ragu untuk menerima dan mengamalkannya.
B. Langkah Lain yang dilakukan oleh Pustaka Ibnu Katsir:
Adapun langkah-langkah lain yang kami lakukan untuk menambah keilmiahan, ketenteraman) serta kemudahan para pem-baca buku ini adalah:
- Mencantumkan penomboran ayat-ayat dan surat yang banyak disebutkan dalam penafsiran ayat yang sedang dibahas.
- Kami berusaha mentakhrij semua hadis yang tercantumdalam kitab tafsir ini. Dalam hal ini kami merujuk kepada kitab Tafsiir al-Qur-aanil’Azhiim yang ditakhrij oleh Syaikh Hani al-Haj. Baik dari segi penomboran mahupun pengesahan hadis. Apabila pengesahannya bersumber dari kitab-kitab karya Syaikh al-Albani, maka kami padankan penomborannya dengan kitab-kitab beliau yang kami miliki.
- Hadis-hadis yang pengesahannya tidak tercantum dalam kitab tersebut, kami rujukkan kepada kitab aslinya yang disertai dengan pengesahan hadis dari ahli hadis terkemuka. Sebagaicontoh, hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang pengesahannya tidak terdapat dalam kitab-kitab syaikh al-Albani, kami rujukkan kepada kitab Musnad al-Imam Ahmadbin Hanbal yang ditakhrij oleh Syaikh Syu’aib al-Arna-uth.
- Adapun atsar (riwayat selain hadis Nabi), maka kami tidak mentakhrijnya, kami biarkan sebagaimana kitab aslinya (al-Mishbaahul Muniir). Meskipun demikian, jika di dalamkitab aslinya tidak terdapat keterangan tentang sumber atsar tersebut, maka kami berusaha sedapat mungkin untuk mencantumkan keterangan tersebut dari kitab lain. Namun seperti telah disebutkan di atas, atsar-atsar tersebut tidak kami takhrij, melainkan kami biarkan apa adanya. Hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain:
- Atsar-atsar tersebut ditulis/diriwayakan oleh ahli-ahli hadis terkemuka seperti Ibnu Abi Hatim dan yang lainnya, yang sudah sangat kita kenal keilmuannya.
- Apabila takhrij setiap atsar kami cantumkan, maka dikhuwatiri akan mempertebal halaman buku ini.
- Kami percaya penuh kepada tim penyusun kitab al-Mish-baah ul-Muniir dalam komitmennya untuk menampilkanriwayat-riwayat yang maqbul.
Dalam melakukan takhrij hadis yang diletakkan dalam foot-note, kami sengaja mengawali keterangannya dengan menyebutkan darjat hadis, seperti shahih, hasan atau dha’if, dengan huruf tebal, untuk memudahkan pembaca agar dapat langsung mengetahui derajat hadis tersebut. Adapun jika hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari atau Imam Muslim atau diriwayatkan oleh sekelompok perawi hadis di mana Bukhari dan Muslim ada di dalamnya, maka kami tidak mencantumkan derajat hadis tersebur, kerana ulama-ulama Ahlus Sunnah telah sepakat atas keshahihannya.
Untuk memudahkan pembaca dalam mencari hadis dari sumbernya, maka setiap hadis kami cantumkan dengan nombornya. Penomboran tersebut disesuaikan dengan kitab-kitab hadis yang kami miliki. Adapun perinciannya sebagai berikut:
a. Al-Bukhari berdasarkan penomboran kitab Fathul Baari.b. Muslim berdasarkan penomboran Muhammad Fu-ad’Ab-dul Baqi.c. Abu Dawud berdasarkan penomboran Muhammad Fu-ad’Abdul Baqi.d. At-Tirmidzi berdasarkan penomboran Muhammad Fu-ad’Abdul Baqi.e. An-Nasaa-i berdasarkan penomboran’Abdul Fattah Abu Ghuddah.f. Ibnu Majah berdasarkan penomboran Muhammad Fu-ad’Abdul Baqi.g. Mengenai riwayat Imam Ahmad, perlu diketahui bahwatim penyusun kitab asli mencantumkan penomboran berdasarkan cetakan al-Maimaniyahah, sebelum ditakhrij oleh Syaikh Syu’aib al-Arna uth beserta lainnya. Oleh kerana itu, untuk kesempurnaannya, kami menambahkan penomboran yang baru berdasarkan Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal yang telah ditahqiq dan ditakhrij oleh beliau (Syaikh al-Arna’uth) berserta timnya yang dicetak oleh Mu-assasah ar-Risalah, Beirut.h. Jika sumber pengesahan sebuah hadis (baik shahih maupundha’if) terdapat dalam banyak kitab-kitab karya Syaikh al-Albani, maka kami cukupkan dengan mencantumkan satu sumber saja.
Kami berusaha menerjemahkan kitab yang penuh manfaat ini sebaik-baiknya agar mudah difahami oleh para pembaca, sehingga kami berupaya untuk memperjelas istilah, juga nama-nama tempat yang mungkin akan sulit difahami oleh sebahagian pembaca. Khusus dalam penerjemahan hadis-hadis Nabi, kami selalu menerjemahkannya dengan bantuan kitab-kitab syarah (penjelasnya) pada masing-masing kitab hadis.
Kami pun menambahkan sub-sub judul yang kami anggap perlu untuk lebih memperjelas tema-tema yang sedang dibahas, serta memudahkan pencarian tema tersebut dari daftar isi.
Harga : RM800.00 Per Set (9 Jilid)
Pos Percuma Semenanjung Malaysia.
Diskaun 10% bagi yang membeli 2 set buku ke atas.
Harga : RM800.00 Per Set (9 Jilid)
Pos Percuma Semenanjung Malaysia.
Diskaun 10% bagi yang membeli 2 set buku ke atas.
Untuk tempahan dan pembelian, sila klik Di Sini Sekarang ! Atau hubungi di 019-7458171.
No comments:
Post a Comment